Kita Ditakdirkan untuk Tidak Ditakdirkan
"Kita ditakdirkan untuk tidak ditakdirkan" Ungkapan ini menurutku adalah ungkapan yang paling tepat untuk kondisiku saat ini. Sejak pertama kali aku jatuh cinta kepadanya, aku selalu berdo'a dan memohon kepada Allah agar dia menjadi pasanganku, belahan jiwaku dan suami masa depanku. Aku berdo'a agar dia menjadi milikku dan bagian dari hidupku. Tetapi seberapapun kerasnya aku berdo'a, memohon agar dia menjadi milikku, hal tersebut tidak kunjung terjadi. Dan akhirnya aku memohon agar aku diberi tanda apakah dia untuk ku atau tidak. Dan seperti sebelumnya, tanda-tanda itu menunjukkan bahwa dia bukan untukku. Tetapi mau bagaimana lagi. Hatiku masih tetap menginginkannya. Walaupun otakku telah menyuruh untuk menghapusnya. Aku sempat berfikir bahwa biarkan saja. Abaikan saja dan pasti lama kelamaan dia akan menghilang. Tapi lagi-lagi hal itu terbantahkan. Seperti sebelum-sebelumnya saat aku suka dengan seseorang. Bagaimanapun kerasnya aku berusaha tidak memikirkan...