Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

My Choice

Apa pilihanku? Antara tetap mempertahankamu di hatiku atau membuangnya? Antara tetap bersabar menunggumu menghampiriku atau aku menghapus kamu? Aku bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan apa yang kurasa langsung padamu. Aku tipe orang yang berdiam dan menunggu kamu untuk datang kepada ku. Aku tipe orang yang tidak dapat berbuat banyak. Kamu telah lama di sini, bersama banyak orang, bersama dia yang sering disandingkan dengan kamu. Pertama kali aku mendengar bahwa kamu disandingkan dengan dia, aku merasa darahku terhisap habis dari tubuhku. Rasanya aku mati rasa. Nggak bisa merasakan apapun kecuali dingin yang menjalar. Dan sepertinya kamu tidak mempermasalahkan hal itu. Apakah kamu senang? Apakah kamu juga beranggapan seperti mereka? Apakah kamu akan menerima dia? Pertanyaan-pertanyaan itu sangat ingin aku katakan kepadamu. Aku tahu bahwa banyak orang yang mengincar kamu. Entah kenapa aku tahu itu benar. Banyak yang menginginkan kamu untuk dirinya. Apa bagusnya aku y...

Sarang...

Menurutku, ada beberapa tahapan saat kita jatuh cinta. Tahap pertama, kamu tidak sadar kamu sudah jatuh cinta. Kamu hanya beranggapan bahwa 'cowok itu ganteng'. And just that. Tahap Kedua, suatu kebetulan yang membuat kamu mulai menyadari bahwa kamu jatuh cinta pada dia. Hanya kebetulan kecil saja kamu akan langsung sadar. kebetulan seperti kamu bertemu dia di jalan saat akan berangkat kerja. Dan kamu sadar bahwa dia adalah cowok yang kamu anggap ganteng. And finally, kamu mulai merasa bersemangat, senyum-senyum sendiri dan berfikir bahwa 'if you interested in someone, you will notice them.' Tahap Ketiga, kamu akan menjadi seorang stalker. Yap! Kamu akan mulai mencari jadwal kegiatan dia dan menghafalnya. Kamu akan berusaha untuk bertemua secara "kebetulan" dengan dia. Kamu akan selalu memperhatikannya dan saat dia kembali memperhatikan kamu, kamu akan buang muka dan bersebunyi. Kamu akan mudah sakit hati hanya karena hal-hal sepele, misalnya saat ...

My Pray

Seperti hari-hari biasa saat jam dinding menunjukkan waktunya Sholat Dzuhur dan adzan mulai berkumandang. Jika sedang di tempat kerja, aku selalu sholat di masjid dekat gedung tempatku bekerja, jika tidak sedang berhalangan. Seperti hari-hari sebelumnya, dia juga sering sholat di masjid itu. Nggak tahu kenapa, kemarin, saat akan sholat aku meyakinkan diriku, apabila dia tidak sholat di sisi kanan dari imam- karena dia sering terlambat dan ketinggalan beberapa rekaat-, maka aku benar-benar akan menyerah tentang kamu. Aku nggak akan lagi berdo'a untuk menjadikamu suamiku. Aku akan benar-benar berhenti dan hanya menganggap kamu sebagai moodboster ku saja saat lagi sumpek di kantor. Saat rekaat terakhir -dasarnya aku yang susah untuk khusyuk- aku melihat bayangan seseorang melintas, waktu itu aku langsung berfikir kalau yang lewat itu adalah kamu, dan kalau kamu berhenti tepat dibarisan depan ku, maka kamu adalah jodohku. Sepertinya Allah mengabulkan do'a ku dan membuat harapank...