That Time
Ada beberapa kejadian kebetulan yang menyangkut dirimu.
Kejadian pertama, tanpa disangka-sangka dan tanpa aku harapkan, aku bertemu berpapasan dengan kamu di jalan. Padahal aku sudah lama nggak berharap bertemu dengan kamu. Kalau tidak berharap bertemu dengan kamu, aku malah sering bertemu dengan kamu. Waktu itu aku dengan santainya mengemudikan sepeda motor ku. Tiba-tiba dari arah samping ada yang ngebut dan nyalip aku. Begitu melihat aku langsung tahu bahwa itu kamu. Entah kenapa rasanya ada yang menekan dadaku. Sesak dan nyeri. Lalu lintas waktu itu cukup padat, jadi mau tidak mau kamu memelenkan laju sepeda motor kamu. Aku berusaha untuk tetap ada di dekatmu. Tetapi begitu di jalan itu tidak banyak motot dan jalan melebar, kamu memacu sepeda motor kamu dengan begitu cepat. Dan kamu membuatku yang biasanya aku nggak ngebut, jadi memacu motor ku dengan cepat juga. Tapi, tetap saja aku nggak bisa mengejar kamu. Aku kira waktu itu kamu akan langsung ke gedung yang biasanya. Ternyata kamu pergi ke gedung yang lebih dekat. Padahal kamu harus kerja di gedung biasanya itu. Tertapi kenapa? Kenapa kamu harus memacu motor kamu dengan sangat cepat? Aku kira kamu takut terlambat. Tetapi kalau takut terlambat, seharusnya kamu tidak di gedung itu? Apa yang membuat kamu sampai seperti itu? Apakah kamu akan ikut dengan mereka? Berwisata? Tetapi aku sama sekali tidak melihat jejakmu di foto-foto mereka? Tetapi kalau bukan karena itu, kenapa sepeda motor kamu masih di sana waktu aku pulang? Hari itu, banyak pikiran-pikiran terlintas di otakku, membuat aku sedih, sakit dan menderita.
Kejadian kedua, hari itu sabtu. Seperti biasa, kalau sabtu berangkat harus lebih pagi karena ada acara. Waktu itu aku juga tidak berharap untuk bisa berpapasan dengan kamu. Aku hampir sampai di kantor, tinggal 1 km mungkin. Saat aku melihat ke kanan dan kekiri, aku melihatmu. Tiba-tiba saja kamu ada di pingir jalan sebelah kiri. Kamu masuk ke jalan dan memilih jalur kanan untuk belok kanan dan aku ada di belakangmu. Karena ada lampu lalu lintas, kamu berhenti dan aku berhenti di belakangmu. Rasanya campur aduk, senang, exited dan gugup. Waktu lampu lalulintas berubah menjadi hijau, kamu mulai jalan dan aku juga. Aku agak bingung waktu itu, apa aku harus melambatkan motor ku, karena kamu berjalan dengan begitu lambat. Lalu aku berfikir, kalau aku juga berjalan lambat dan mengekormu, apa itu nggak terlalu kelihatan bahwa aku memang sengaja berjalan lambat agar bisa bersama kamu? Apalagi jalanan lenggang. Lalu aku memutuskan untuk mendahului kamu dengan kecepatan normal ku. Aku senang saat kamu ada di belakangku. Aku juga senang saat aku bisa melihatmu parkir disitu. Tetapi kesenangan itu berakhir saat melihat kamu membawa bungkusan yang cukup besar yang telah rapi dengan kertas pembungkusnya.
Komentar
Posting Komentar