Postingan

Allah Sayang aku

Sering kali aku lupa bahwa Allah sangat sayang kepada ku. Sering kali aku lupa bahwa Allah sangat peduli kepada ku. Sering kali aku lupa bahwa Allah sudah sangat sering mengabulkan do'a-do'a ku. Sering kali kita lupa bahwa Allah sangat sering mengabulkan do'a-do'a kita. Suatu pagi aku sadar. Baru-baru ini, padahal sebenarnya kejadian itu sudah sangat sering berulang kali terjadi. Ceritanya pagi itu aku harus masuk kantor. Tiba-tiba, sekitar pukul setengah enam atau jam enam kurang - sekitar pukul itu - hujan turun, dan lumayan deras. Aku sangat menyayangkan hal itu. Waktunya berangkat kerja kok hujan. Lalu dalam hati aku berdo'a semoga ketika aku berangkat nanti - sekitar pukul tujuh kurang biasanya aku sudah berangkat kerja - semoga hujan nya berhenti. Dan Alhamdulillah, mendekati pukul tujuh kurang, waktu dimana aku biasanya berangkat, hujan berhenti. Saat itu aku tersadar, bahwa Allah mengabulkan do'a ku. Do'a dimana aku meminta untuk hujannya berhenti ke...

Good Bye Dan

 Harus. Itu kata yang sangat berat buatku. Harus. Menjadikanku kebingungan. Menjadikanku dilema. Aku harus melepas, tetapi aku tidak ingin melepas. Aku harus merelakan, tetapi aku tidak rela. Aku harus belajar melupakan, tetapi aku menolak untuk lupa.  PlinPlan. Sering sekali terjadi. Apalagi kalau menyangkut kamu. Kadang ketika membicarakanmu, aku tidak merasa apa-apa. Sama sekali tidak terasa perasaan sakit dan tercekat itu. Tapi, di hari lain bahkan hanya mengingatmu bisa membuat bernafas saja sulit. Terasa ada yang mengganjal. Good Bye Dan. Aku ingin mengucapkan itu, Benar-benar ingin mengucakan itu dari lubuk hatiku. Tetapi apa daya. Keplinplananku membuatku kadang masih sangat menginginkanmu. Tetapi juga kadang tidak ingin mengingatmu lagi.  Dan -  Saranghae.

Terjebak Perasaan

Lagi. Aku terjebak dalam pusaran perasaan. Berpusat pada kamu yang bahkan aku tidak berani untuk ungkapkan. Aku terbuai oleh perasaan ingin memiliki mu. Aku terbuai oleh hasrat ku untuk bisa berdampingan denganmu. Dalam bahtera bernama rumah tangga. Aku bahkan tidak sanggup membayangkan jika kamu akhirnya bersama dengan wanita lain. Aku bahkan tidak sanggup membayangkan jika aku akhirnya bersama dengan pria lain. Aku berdo'a agar kamu bisa menjadi milikku, suamiku. Aku berdo'a agar aku bisa menjadi milikmu, istrimu.

With the same Person

Kadang aku berfikir jika dia bisa membaca pikiran, dia akan terkejut jika berada di dekatku. Bagaimana tidak, setiap kali di dekatnya, saat aku melihatnya, aku selalu berteriak dalam hati "Lihatlah aku!" "Aku cinta kamu!" "Jadilah Suamiku!" "Tolong, Jatuh cintalah kepadaku."

Conclusion

Setelah kejadian beberapa hari itu, aku mulai berfikir untuk apa aku menyia-nyiakan perasaanku kepada orang yang belum tentu juga memiliki perasaan yang sama. Aku masing sering berkhayal dan berharap bahwa kamu adalah pasangan hidupku. Lambat laun, aku mulai menyingkirkan perasaan itu. Walaupun aku masih sering berharap bahwa kita jodoh. Walaupun aku masih sering mencuri-curi pandang ke arahmu. Walaupun aku masih sangat menginginkanmu, ingin memelukku dan mengatakan aku cinta kepadamu dan jadilah suamiku saat kita tanpa sengaja berpapasan.

Desperate

Aku menantikan hari itu, dimana kita bisa bertemu. Aku sangat menantikan hari itu, karena kita akan ada di dalam satu ruangan yang sama. Aku sangat sangat menantikan hari itu, karena akhirnya setelah beberapa waktu kita mungkin bisa pulang bersama. Perasaan ku sempat membuncah, melambung sangat tinggi saat aku tahu bahwa kita parkir bersisian. Aku merasa kita ditakdirkan. Untuk sesaat aku merasa senang. Sampai tiba waktu kita pulang. Aku mengira bahwa kamu akan tetap di atas untuk membantu temanmu dan aku sempat kecewa. Tetapi ternyata tidak berselang lama aku turun, kamu juga turun dan itu membuatku bahagia. Mungkin kita bisa pulang bersama? Orang sering bilang bahwa harapan dan kenyataan sering kali tidak beririrang. Aku berharap bisa pulang dengan kamu, tetapi kenyataannya tidak. Kamu lebih dulu pulang. Aku mengira aku dapat mengejarmu. Tetapi kenyataannya kamu melaju cukup kencang dan aku tidak bisa mengikutimu. Padahal biasanya kamu tidak seperti itu. Berb...

------

Aku sempat berfikir untuk mengakhiri semua. Mengakhiri perasaanku kepadamu. Tidak lagi berdo'a agar kamu bisa menjadi pendamping hidupku. Tetapi, lagi-lagi, hanya mengingatmu sesaat mampu membuatku melupakan keinginanku untuk melupakanmu. Hanya melihatmu sesaat, membuatku kembali berdo'a agar kita bisa bersama, disatukan oleh ikatan bernama pernikahan. Tetapi -lagi- apa daya. Keinginanku selalu berubah-ubah. Kadang aku sangat ingin melupakanmu, sampai-sampai aku mencoba untuk sama sekali tidak memikirkanmu. Kadang aku sangat menginginkanmu, sampai-sampai aku berfikir untuk mengungkapkan perasaanku terlebih dahulu kepadamu. Tetapi, aku tidak memiliki keberanian untuk bilang bahwa aku jatuh cinta kepadamu. Aku menginginkan kamu untuk menjadi pendamping hidupku. Aku ingin kamu menjadi suamiku. Aku terlalu takut, jika kamu akan menolakku, jika kamu akan memandang aneh aku. Aku terlalu takut. Aku ingin kita bersama, tetapi terlalu takut untuk bilang, untuk memulai, untu...