Jatuh
Aku mulai sadar bahwa kamu tidak akan bisa menjadi milikku. Sejak awal sebenarnya aku tahu bahwa aku tidak akan pernah menjadi salah satu bagian dari hidupmu. Tapi aku tetap berkhayal, berkhayal terlalu tinggi tentang masa depan kita. Tentang rumah yang akan kita bangun bersama. Tentang apa saja yang bisa kita lakukan. Tentang kita menghadapi dunia ini dengan bersama. Sampai akhirnya aku tersadar dan jatuh. Jatuh dari ketinggian yang sangat mengancurkanku. Meluluhlantakkan duniaku, hidupku juga hatiku. Aku terlalu tinggi berkhayal sampai tidak melindungi hatiku dari kemungkinan-kemungkinan yang selalu aku abaikan. Dari rasa sakit yang mungkin datang saat lapisan mimpi itu kian menipis dan hilang.
Aku menyerahkan terlalu banyak hatiku kepada mimpi-mimpi itu. Tanpa ada tameng, tanpa ada penghalang yang memudahkan racun-racun itu masuk secara perlahan. Aku terlalu percaya bahwa mimpi itu akan menjadi kenyatakaan. Aku masih beranggapan bahwa semua itu bukan hanya sekedar mimpi, tapi masa depan yang bisa benar-benar aku jalani. Bersamamu. Aku bagaikan mentari yang kehilangan sinarnya, yang tersembunyi dibalik kegelapan.
Komentar
Posting Komentar